DAERAHEKONOMI

WARGA DESA USSU UNJUK RASA, PT PUL HENTIKAN AKTIVITAS HINGGA ADA KESEPAKATAN

Luwu Timur,topiksatu.com - Mediasi antara masyarakat dan PT. Prima Utama Lestari (PUL) selaku perusahan tambang yang mengelola lahan seluas 1400 Hektar yang dibagi menjadi 3 ring, yang mana ring 1 berada di desa Ussu, kecamatan Malili, kabupaten Luwu Timur. Senin (27-5-2024).

Hadir dalam mediasi yang dilaksanakan di aula pertemuan kantor desa Ussu yakni Managemen PT. PUL site Lutim, Direktur PT. RMS, Danramil Malili, Kapolsek Malili, kades Ussu serta ketua BPD desa Ussu.

Pembahasan dalam mediasi itu masih belum mendapatkan titik temu, karena sampai saat ini masyarakat merasa belum mendapatkan solusi yang tepat terkait tuntutan yang dilayangkan, adapun beberapa poin yang dilayangkan warga diantaranya masalah pemberdayaan ketenaga kerjaan dan pemberdayaan kontraktor lokal.

Sebelumnya masyarakat juga mengharapkan terkait Mitra kerja PT. Pul yang harusnya direkrut dari perusahan lokal yang kompeten belum mendapatkan solusi, maka sebelum ada keputusan dari managemen pusat, masyarakat tegas meminta agar kendaraan yang beroperasi untuk sementara ini dikeluarkan dari desa Ussu sampai ada solusi, sementara managemen PT PUL site Luwu Timur, menyatakan alat yang sebelumnya beroperasi akan diparkirkan dan tidak akan melakukan aktivitas penambangan sampai keluarnya keputusan ataupun perwakilan dari pusat untuk bertemu dan mediasi langsung dengan masyarakat.

Masyarakat juga menduga adanya permainan dari managemen Site Lutim, namun ditepis oleh Dodi dengan mengatakan akan memberikan ruang bagi warga untuk mengkonfirmasi langsung dengan managemen Pusat PT Pul.

Salim Selaku koordinator mengatakan bahwa dirinya dan warga belum menemukan itikad baik dari managemen PT PUL yang mengatakan tidak mempekerjakan tenaga kerja dari luar, dalam hal ini welder, namun dalam kenyataannya tidak seperti yang disampaikan oleh PT Pul.

Menurut warga, pekerjaan seperti tukang las tidak perlu jauh-jauh didatangkan karena di desa Ussu sendiri banyak yang mempunyai keahlian dalam hal pengelasan. Selain itu, warga lebih berharap agar keberadaan kontraktor atau perusahan lokal lebih diperhatikan dibanding kontraktor yang ditunjuk oleh PT PUL untuk bermitra.

"Kami berharap PT Pul bisa memberdayakan tenaga kerja lokal, dan kami ingin agar PT PUL lebih mengedepankan perusahan atau kontraktor lokal sebagai mitra, karena mereka yang lebih paham tentang kehidupan sosial di Desa Ussu atau Ring 1 yang notabenenya menjadi wilayah tambang dari PT. Pul, karena perusahan lokal yang dimaksud telah menyatu dengan masyarakat, serta memberikan kesempatan bagi warga lokal dalam hal tenaga kerja." Ucap Salim

Sementara Syahdan, Direktur PT. RMS yang turut hadir dalam mediasi itu menyesalkan pihak PT. PUL yang lebih memilih perusahan luar karena alasan penawaran harga yang dirasa cocok, namun dalam hal kemasyarakatan belum tentu bisa mereka jalankan sesuai dengan ketentuan dan kemauan masyarakat.

"Jika hanya masalah penawaran, harusnya PT Pul bisa memberikan ruang kepada kontraktor lokal menjadi mitra agar tidak tidak terjadi ketimpangan sehingga bisa berjalan dengan nyaman tanpa adanya gangguan yang berarti, karena kami sudah sangat paham kondisi di masyarakat sebab kamipun adalah masyarakat diwilayah tambang itu sendiri." Ujar Syahdan.

"Terkait masalah sosial lingkungan, pendidikan dan keagamaan, itu semua sudah ada dalam konsep kami yang telah dirembukkan dan disepakati bersama warga. Jika PT. Pul memberikan kami kesempatan untuk menjadi mitra, maka hal tersebut akan kami notariskan bersama-sama". Lanjutnya.

Seperti diketahui, PT RMS adalah perusahan lokal yang berdomisili di Desa Ussu, Luwu Timur yang di dorong oleh warga menjadi mitra PT. Pul karena dianggap sebagai perusahan lokal yang mampu mensejahterakan warga dengan berbagai program yang berpihak kepada warga di wilayah tambang.

Melalui managemen PT PUL site Malili, Dodi mengatakan akan berkoordinasi dengan Managemen Pusat untuk mendapatkan solusi terkait Calon Mitranya yakni PT. RMS.
Sementara untuk persoalan tenaga kerja, Dodi menyanggupi usulan warga agar mendapat prioritas terkait tenaga kerja lokal yang harus diberdayakan.

Namun untuk sementara, PT. Pul tidak akan melakukan produksi atau beroperasi sebelum adanya kesepakatan ataupun pertemuan antara managemen PT PUL pusat dengan masyarakat seputar tambang.

Adapun pemerintah desa Ussu melalui kepala desanya menegaskan akan memberikan ruang mediasi kepada PT. Pul dan Masyarakat hingga mendapatkan solusi yang tepat. Dan sebelumnya masyarakat yang awalnya akan melakukan aksi demonstrasi di gerbang masuk PT Pul, namun pemerintah desa menjadi fasilitator yang mengajak kedua pihak untuk melakukan mediasi di aula kantor desa.
(Rifal)
Kades Ussu fasilitasi Warga dan PT Pul di Aula Kantor Desa untuk mediasi

Luwu Timur,topiksatu.com – Mediasi antara masyarakat dan PT. Prima Utama Lestari (PUL) selaku perusahan tambang yang mengelola lahan seluas 1400 Hektar yang dibagi menjadi 3 ring, yang mana ring 1 berada di desa Ussu, kecamatan Malili, kabupaten Luwu Timur. Senin (27-5-2024).

Hadir dalam mediasi yang dilaksanakan di aula pertemuan kantor desa Ussu yakni Managemen PT. PUL site Lutim, Direktur PT. RMS, Danramil Malili, Kapolsek Malili, kades Ussu serta ketua BPD desa Ussu.

Pembahasan dalam mediasi itu masih belum mendapatkan titik temu, karena sampai saat ini masyarakat merasa belum mendapatkan solusi yang tepat terkait tuntutan yang dilayangkan, adapun beberapa poin yang dilayangkan warga diantaranya masalah pemberdayaan ketenaga kerjaan dan pemberdayaan kontraktor lokal.

Sebelumnya masyarakat juga mengharapkan terkait Mitra kerja PT. Pul yang harusnya direkrut dari perusahan lokal yang kompeten belum mendapatkan solusi, maka sebelum ada keputusan dari managemen pusat, masyarakat tegas meminta agar kendaraan yang beroperasi untuk sementara ini dikeluarkan dari desa Ussu sampai ada solusi, sementara managemen PT PUL site Luwu Timur, menyatakan alat yang sebelumnya beroperasi akan diparkirkan dan tidak akan melakukan aktivitas penambangan sampai keluarnya keputusan ataupun perwakilan dari pusat untuk bertemu dan mediasi langsung dengan masyarakat.

Masyarakat juga menduga adanya permainan dari managemen Site Lutim, namun ditepis oleh Dodi dengan mengatakan akan memberikan ruang bagi warga untuk mengkonfirmasi langsung dengan managemen Pusat PT Pul.

Salim Selaku koordinator mengatakan bahwa dirinya dan warga belum menemukan itikad baik dari managemen PT PUL yang mengatakan tidak mempekerjakan tenaga kerja dari luar, dalam hal ini welder, namun dalam kenyataannya tidak seperti yang disampaikan oleh PT Pul.

Baca Juga  Kapolres Luwu Timur Sambangi Rumah Aspirasi Partai Hanura

Menurut warga, pekerjaan seperti tukang las tidak perlu jauh-jauh didatangkan karena di desa Ussu sendiri banyak yang mempunyai keahlian dalam hal pengelasan. Selain itu, warga lebih berharap agar keberadaan kontraktor atau perusahan lokal lebih diperhatikan dibanding kontraktor yang ditunjuk oleh PT PUL untuk bermitra.

“Kami berharap PT Pul bisa memberdayakan tenaga kerja lokal, dan kami ingin agar PT PUL lebih mengedepankan perusahan atau kontraktor lokal sebagai mitra, karena mereka yang lebih paham tentang kehidupan sosial di Desa Ussu atau Ring 1 yang notabenenya menjadi wilayah tambang dari PT. Pul, karena perusahan lokal yang dimaksud telah menyatu dengan masyarakat, serta memberikan kesempatan bagi warga lokal dalam hal tenaga kerja.” Ucap Salim

Sementara Syahdan, Direktur PT. RMS yang turut hadir dalam mediasi itu menyesalkan pihak PT. PUL yang lebih memilih perusahan luar karena alasan penawaran harga yang dirasa cocok, namun dalam hal kemasyarakatan belum tentu bisa mereka jalankan sesuai dengan ketentuan dan kemauan masyarakat.

“Jika hanya masalah penawaran, harusnya PT Pul bisa memberikan ruang kepada kontraktor lokal menjadi mitra agar tidak tidak terjadi ketimpangan sehingga bisa berjalan dengan nyaman tanpa adanya gangguan yang berarti, karena kami sudah sangat paham kondisi di masyarakat sebab kamipun adalah masyarakat diwilayah tambang itu sendiri.” Ujar Syahdan.

“Terkait masalah sosial lingkungan, pendidikan dan keagamaan, itu semua sudah ada dalam konsep kami yang telah dirembukkan dan disepakati bersama warga. Jika PT. Pul memberikan kami kesempatan untuk menjadi mitra, maka hal tersebut akan kami notaris kan bersama-sama”. Lanjutnya.

Seperti diketahui, PT RMS adalah perusahan lokal yang berdomisili di Desa Ussu, Luwu Timur yang di dorong oleh warga menjadi mitra PT. Pul karena dianggap sebagai perusahan lokal yang mampu mensejahterakan warga dengan berbagai program yang berpihak kepada warga di wilayah tambang.

Baca Juga  Contoh Postingan Ekonomi 02

Melalui managemen PT PUL site Malili, Dodi mengatakan akan meneruskan dan berkoordinasi dengan Managemen Pusat untuk mendapatkan solusi terkait kontraktor lokal yang ingin bermitra, sementara untuk persoalan tenaga kerja, Dodi menyanggupi usulan warga agar mendapat prioritas terkait tenaga kerja lokal yang harus diberdayakan.

Namun untuk sementara, PT. Pul tidak akan melakukan produksi atau beroperasi sebelum adanya kesepakatan ataupun pertemuan antara managemen PT PUL pusat dengan masyarakat seputar tambang.

Adapun pemerintah desa Ussu melalui kepala desanya menegaskan akan memberikan ruang mediasi kepada PT. Pul dan Masyarakat hingga mendapatkan solusi yang tepat. Dan sebelumnya masyarakat yang awalnya akan melakukan aksi demonstrasi di gerbang masuk PT Pul, namun pemerintah desa menjadi fasilitator yang mengajak kedua pihak untuk melakukan mediasi di aula kantor desa.
(Rifal)

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *